Masalah Klasik UMKM yang Perlu Diwaspadai Pelaku Usaha

Setahun terakhir pasca resign dari part of human capital saya mencoba fokus menjadi pelaku usaha (baca: UMKM). Dan selama itu pula saya menemukan beberapa masalah klasik UMKM yang harus segera ditindaklanjuti.

masalah klasik umkm
canva

Bila tidak hampir bisa dipastikan kondisi usaha akan stagnan atau jalan di tempat. Beruntung, saya pribadi sebelum menjajal peruntungan ini secara penuh telah menyiapkan diri sejak beberapa tahun terakhir.

Begitu lepas dari dunia profesional maka tinggal jalan. Bagi mereka yang penasaran tentang usaha apa yang saya rintis mungkin https://jokoyugiyanto.com/about-me bisa menjadi jawaban.

Secara sederhana saya ingin mengatakan sebagai pekerja teks komersil. Meski berbau profesionalitas tapi saya tetap berupaya menangkap peluang yang ada dari sisi bisnis.

Jauh sebelum saya terjun secara penuh. Saya telah berjualan backlink untuk beberapa blog yang saya kelola. Selain itu juga memberi jasa pembuatan artikel baik itu untuk media online pada umumnya (blog) hingga untuk media nasional.

Selain itu saya juga menjadi bagian dari penulis buku. Ketika ditanya buku apa yang pernah saya tulis mungkin cuma 2 buku yang ada nama saya.

Buku pertama berjudul Blog at First Sight yang terbit akhir 2021 dan Meraih Peluang, Mendulang Cuan yang terbit awal 2023. Selebihnya tidak akan ditemukan nama saya karena lebih tepatnya sebagai ghost writter.

Peluang lain yang saya ambil tentu saja memberikan jasa pelatihan. Baik itu untuk kelas jurnalistik dan manajemen media online. Selebihnya mungkin mensuport mereka yang ingin beriklan di google dan membuat website.

Ketika ditanya kenapa saya pilih kata suport karena terus terang untuk 2 pekerjaan terakhir bukan sulit diawal saat membangun. Namun akan ada banyak kendala diperjalanan dan butuh penanganan yang serius dan membutuhkan waktu.

Masalah Klasik UMKM

Begitu tiba di Jogja hal pertama yang saya lakukan adalah bersilahturahmi dengan dinas terkait dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM. Baik itu di tingkat kabupaten maupun provinsi di Jogja saya datangi.

Dan ternyata mereka memberi suport penuh kepada para pelaku UMKM. Hanya saja bisa jadi informasi ini tidak diterima seluruh lapisan masyarakat.

Akibatnya tentu saja pelaku usaha yang tahu peluang ini akan mendapat banyak manfaat dan benefit. Sementara itu mereka yang kurang bergerak akan cenderung begitu-begitu saja.

Saya katakan begitu-begitu saja karena pelaku usaha ini akan melakukan satu hal yang sama setiap harinya. Padahal bila ingin berkembang tentu ada hal lain yang harus dilakukan.

Contoh paling mudah, pelaku usaha haruslah ramah teknologi atau yang lebih dikenal dengan istilah digital savvy. Mereka yang berada pada level ini akan lebih mudah tumbuh karena berani mengambil risiko dengan melakukan perubahan sesuai tuntutan zaman.

Berdasar diskusi dengan sesama pelaku usaha berikut setidaknya masalah klasik UMKM yang sering ditemui:

1. Permodalan

Sejak mendampingi pelaku usaha baik di forum komunikasi ataupun ketika ada side job dari Dinas UMKM dan Disperindag masalah yang paling sering muncul adalah permodalan. Biasanya para pelaku usaha ingin menambah alat produksi atau mengganti mesin yang sudah usang.

Ada juga diantara mereka yang sudah berpikir bagaimana mengembangkan usaha. Paling praktis tentu saja buka cabang yang lokasinya tidak terlalu jauh dari induk.

Yang menjadi menarik sebetulnya pemerintah melalui kementerian maupun dinas yang ada seringkali memberikan penguatan modal. Hanya saja hanya segelintir pelaku usaha yang tahu cara memanfaatkan kesempatan tersebut.

Bahkan dulu, untuk permodalan mikro di Jogja pelaku usaha bisa mengajukan pinjaman lunak hanya dengan menjaminkan Nomor Izin Berusaha. Hanya saja saat ini mungkin sudah tidak ditemukan karena adanya beberapa oknum yang tidak melaksanakan kewajiban sesudahnya.

2. Perizinan

Tahun ini bisa jadi geliat pelaku usaha untuk mengurus perizinan sangat baik. Terlebih saat adanya covid-19 pemerintah memberikan bantuan untuk pelaku UMKM yang memiliki izin.

Izin dimaksud adalah Nomor Izin Berusaha (NIB). Cara membuat yang mudah dan simpel membuat mereka yang melek teknologi bisa membuat dalam sekejap. Sebaliknya mereka yang kurang faham atau tidak tahu bisa jadi hanya akan menjadi penonton saja.

Saat ini pemerintah memudahkan bagi siapa saja yang ingin mengurus perizinan. NIB ini bisa dibuat gratis bermodal smarphone.

Tak hanya NIB saat ini pengurusan sertifikasi halal gratis pun bisa. Bila kamu ada di Jogja dan ada usaha kuliner skala kecil dan bukan olahan daging bisa menggunakan fasilitasi Sehati. Dengan senang hati saya akan mendampingi proses dari awal hingga akhir. Saya bisa dihubungi melalui WA di https://wa.me/6287838889019

3. Digital Savy

Dari beberapa pelaku usaha yang saya amati, mereka yang berusia 50 tahun ke atas lebih fokus pada produk. Sementara itu mereka yang muda-muda bisa dikatakan fokus dengan administrasi.

Para pelaku usaha yang relatif muda pada umumnya lebih tertata. Mereka miliki manajemen / tata kelola yang baik dari hulu hingga hilir.

Mereka ini pun sudah sangat dengan perangkat digital. Seperti kita tahu dengan smartphone ada banyak hal bisa dilakukan.

Tidak saja sekadar berkomunikasi atau berkirim video. Lebih dari itu dengan benda yang tak bisa lepas itu ada banyak hal menarik bisa dilakukan. Khususnya berkaitan dengan bagaimana usaha bisa terus bertumbuh dalam waktu relatif singkat.

4. Inovasi

Saya percaya bisnis yang bisa bertahan dan terus bertumbuh adalah mereka yang siap melakukan perubahan. Tanpa hal itu sudah hampir bisa dipastikan akan ditinggal pelanggan.

Pun demikian dengan UMKM dimana mereka sejatinya dituntut untuk terus berinovasi menjawab kebutuhan pelanggan. Bukan hanya itu saja tapi seyogyanya harus bisa memberi nilai / value lebih.

Bila hal ini bisa disediakan maka hampir bisa dipastikan akan terus bertumbuh. Inovasi tidak harus menciptakan produk baru yang berbeda tapi bisa dimulai dari yang kecil.

Semisal kemasan yang lebih menarik dan ramah lingkungan. Atau bisa juga untuk mengganti bagian tertentu pada produk dengan yang lain.

Inovasi tidak ada batas dan tiap pelaku usaha bisa hadirkan sesuatu yang beda. Hal ini tentu akan menjaga loyalitas customer / pelanggan karena mereka menantikan kejutan apa lagi yang akan datang.

Apabila beberapa masalah klasik diatas bisa diatasi. Maka hampir bisa dipastikan bisnis akan terus bertumbuh. Jangan berpuas diri dengan apa yang ada karena itu menjadi bumerang bagi pelaku usaha.